Siapapun boleh berdoa kepada Allah, apapun kondisinya. Namun perlu diketahui bahwa di sana ada manusia-manusia istimewa yang diberi perhatian spesial oleh Allah ta’ala. Sehingga doa mereka lebih cepat untuk dikabulkan oleh-Nya.
Pada pertemuan sebelumnya sudah kita jelaskan sebagian dari mereka. Berikut kelanjutannya:
Kelima: Muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dia
Doa seperti ini lebih mustajab sebab biasanya lebih ikhlas. Demikian keterangan yang disampaikan Imam Nawawiy rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: “وَلَكَ بِمِثْلٍ“
“Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dia; melainkan malaikat akan berkata, “Dan untukmu juga”. HR. Muslim dari Abu Darda’ radhiyallahu’anhu.
Dalam hadits lain disebutkan,
عن أُمَّ الدَّرْدَاءِ رضي الله عنها أنها قَالَتْ لصفوان: “أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ؟”، قال: فَقُلْتُ: “نَعَمْ“، قَالَتْ: “فَادْعُ اللهَ لَنَا بِخَيْرٍ“، فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: ” دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: “آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ”
Suatu hari Ummu Darda’ radhiyallahu ‘anha berkata kepada Shafwan, “Apakah engkau akan berangkat haji tahun ini?”. Beliau menjawab, “Ya”. Ummu Darda’ melanjutkan, “Doakanlah kebaikan untuk kami”. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuan dia adalah mustajab. Di dekat kepalanya ada seorang malaikat yang ditugasi untuk mengamini, setiap dia berdoa kebaikan untuk saudaranya. Sang malaikat berkata, “Amin. Engkau pun akan mendapat hal yang serupa”. HR. Muslim.
Keenam: Hamba yang patuh kepada Allah
Semakin insan menaati perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alahi wasallam serta menjauhi larangan, maka peluang doa yang dipanjatkannya semakin besar untuk dikabulkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman, “Barang siapa memusuhi kekasih-Ku, maka sungguh Aku mengumumkan perang padanya. Tidak ada amalan yang lebih Aku cintai dibanding amalan yang Kuwajibkan atas hamba-Ku. Semakin banyak ia melakukan amalan sunnah, maka Aku semakin mencintainya. Bila Aku mencintainya, maka pendengarannya akan Kubimbing, penglihatannya akan Kubimbing, tangannya akan Kubimbing dan kakinya juga akan Kubimbing. Bila ia meminta sesuatu pada-Ku niscaya akan Kuberi. Dan bila ia memohon perlindungan pada-Ku niscaya akan Kulindungi”. HR. Bukhari. Bersambung…